Thursday, July 31, 2008

ONE LITER OF TEARS (Sebuah Renungan)

Untuk apa aku hidup di dunia?

Sebuah pertanyaan yang sepertinya banyak dipikirkan orang. Aku pun mungkin termasuk orang yang punya pertanyaan yang sama. Malam ini, aku merasa begitu amat beruntung, bahkan sangat beruntung. Aku merasa amat berharga. Sebagai seorang manusia, aku masih diberikan kesempatan untuk bisa menghela nafas dan merasakan begitu banyak kebahagiaan… juga kesedihan.

Hidup… kita memang hidup untuk mencari kebahagiaan. Tapi, yang juga membuat hidup indah adalah kesedihan. Jangan pernah berpikir kebahagiaan itu sempurna karena kesempurnaan itu sungguh tiada bagi seorang manusia.

Satu kisah kembali membuatku merasakan betapa aku hanyalah seorang manusia biasa. One liter of tears… Sebuah kisah tentang perjuangan hidup seorang anak perempuan bernama Aya yang begitu menghargai hidup. Bukan kebahagiaan saja rupanya yang menyempurnakan hidup yang ia punya. Tapi, kesedihan akibat penyakit yang ia derita yang malah membuat dia bangkit untuk bahagia. Satu keinginannya yang begitu mulia… Walaupun ia tak lagi bisa merasakan hidup seperti biasa, dia masih ingin menolong orang lain.

Jangan pernah mengharapkan kematian itu datang saat kesedihan merajai hati. Tahukah bahwa ia tentu akan tiba ketika memang telah datang masanya. Bukan kita yang menentukan apa yang terjadi di masa yang akan datang karena masa depan masihlah berada dalam angan. Mungkin, Tuhan masih memberi kesempatan pada kita untuk merasakan berbagai macam hal di dunia agar kita paham mengapa kita tercipta.

Bahagia ataupun sedih, usah dipikirkan sendiri. Suatu hal yang baik kiranya jika apapun yang kita rasa mampu kita maknai dengan sepenuh hati. Jangan menyerah! Hidup adalah satu anugerah dan bukanlah sesuatu yang patut disiakan. Kalaulah boleh aku berharap pun, aku masih ingin diberi kesempatan yang banyak untuk memandang langit yang luas hingga batas cakrawala. Aku masih ingin membahagiakan mereka yang kucinta. Aku masih ingin menolong banyak saudara dan menghirup udara dunia. Aku… masih ingin bertemu dan hidup dengan seorang pasangan jiwa. Hingga akhir masakah? Aku hanya bisa mengharap saja dan terus berusaha.

One liter of tears… kembali membuat air mataku mengalir deras malam ini. Aku lagi-lagi merenungi berbagai macam hal dalam hidup seraya berujar dalam lubuk hati….

Tuhan… terima kasih, entah sudah berapa banyak dosa yang kubuat hingga saat ini. Engkau masih begitu pengasih memberiku banyak nikmat hingga hari ini.

Ma… Pa… terima kasih. Begitu tak terkiranya kasih sayang yang kalian berikan.

Pi… Da… Nong… terima kasih. Walau mungkin aku bukanlah sosok kakak yang sempurna, kalian adalah adik-adik terbaik di dunia.

Sahabat… nama kalian akan senantiasa terpatri dalam hati karena kalianlah yang membuat hidupku bermakna dengan segala ucapan dan gerak kalian.

Aku pun makin tahu bahwa kini mengapa aku hidup bukanlah sesuatu yang harus dipertanyakan setiap harinya. Aku hidup adalah suatu nikmat yang tak terkira. Aku harap aku ada dan mampu membuat orang lain bahagia. Adanya aku, kuharap dapat membuat orang lain lupa akan kesedihan mereka. Aku harap apa yang telah Tuhan berikan ini dapat membuatku terus berjuang menggapai setiap mimpi dan harapan yang aku punya.

Mengucap syukur dengan kalimat yang indah... Trimakasih Tuhan...






No comments: